Cerita Malam Ini…..

 

Ahhhh

Malam ini begitu segar

Seperti pagi yang aku rasa dulu

Di bawah rindang pohon jambu

Di bawahnya aku duduk bersimpu

Menghela napas dengan gelinjang sunyi

Dingin menerpaku yang tertiup angin

Ahhhh

Tapi kali ini berbeda

Dulu di pagi ini dimalam

Kampung desaku kini telah kelam

Seperti sajak si Widji Thukul yang bergumam

Akupun sepertinya

“Diujung sana ada pabrik roti, kami beli yang remah-remah karena murah. Diujung sana ada tempat penyembelihan sapi, kami cuma kebagian bau kotoran air selokan dan tai. Diujung sana ada perusahaan daging abon, setiap pagi kami beli kuahnya dimasak campur sayur. Dipinggir-pinggir jalan berdiri toko-toko baru dan macam-macam bangunan. Kampung kami dibelakangnya, riuh dan berjubel, seperti kutu kere kumal, terus berbiak membengkak tak tercegah.”

Ahhh…..

Tiba-tiba riuh menyertaiku….

Ricuh dan angkuh….

Akupun berkata,

“Ini daerah kekuasaan kami, jangan campuri semua yang terjadi sisini. Karena kalian penonton. Kalian adalah orang luar. Jangan rubah cerita yang telah kami susun. Jangan belokan jalan cerita yang telah kami rencanakan. Karena kalian penonton. Kalian adalah orang luar. Kalian harus diam. Panggung seluas ini hanya untuk kami. Karena kalian adalah penonton. Kalian harus diam.”

……………..

– Fajar Fitrianto ‪#‎TributeWidjiThukul

– “Malam Ini” oleh Fajar Fitrianto 18 Agustus 2018

– “Gumam Sehari-hari” karya Widji Thukul

– “Batas Panggung” karya Widji Thukul

Hits: 1

News Reporter