Mati Karena Miskin….

Anak-anak pelarian berkata
“Kami tersandera dusta pendeta”

Anak-anak pemimpi menulis
“Omongan kami tak digubris”

Anak-anak gembel nan miskin prihatin
“Kenapa kami tak sebebas belut yang licin?”

——

Aku berdiri di negeri nan kaya raya
Emas berlian dimana-mana
Berserakan
Berceceran
Namun itu semua adalah mimpi
Emas dan berlian itu bukan milik kami
Kami pribumi dan harta tercuri
Perampok pemerintahan

—–

Empat sosok mayat tergeletak di depan rumah sakit pemerintah
Matanya sayu-sayu lesu dan pucat
Anak bayinya menangis
Ungkapnya tak digubris

Kaki bayi itu luka
Darah basah parah
Tak dipedulikan
Menjadi gelandangan
Ia pun mati kelaparan

—–

Dua sosok hitam berjubah berkhotbah
Mengumbar janji, nafsu dan amarah
Kepada rakyat miskin yang terluka parah
Demi meraih simpatik untuk politik dia punya kiprah

Dua sosok hitam itu menelusuri gang-gang sampah
Berkata ini rakyat yang salah
Karena rakyat hanya jadi pemungut sampah pemerintah
Kami miskin dan kami marah

Kami mati karena miskin…….

 

 

– Fajar Fitrianto (Limpakuwus, 25 September 2018) dalam BAGIAN KETIGA “Mereka yang kehilangan masa depan”

Hits: 0

News Reporter